Aku cabut kabel charger dari ponsel yang telah dua jam mengisi daya. Sudah 100% terisi rupanya, entah sejak kapan. Mencoba mencari posisi yang pas untuk duduk agar tidak mengganggu tidur bayi mungilku, sambil mulai membuka-buka aplikasi yang ada di ponsel. Aplikasi chat yang biasanya pertama kali kubuka, tahu kan apa saja aplikasinya? Yup, Whatsapp. Khawatir ada orang-orang yang menghubungi untuk keperluan penting atau darurat. Nyatanya tak ada, sepi. Sudah lama begitu sejak aku memutuskan untuk libur berjualan online. Ponsel yang biasanya penuh notifikasi dari berbagai macam jenis pelanggan, kini tak ada lagi. Chat yang paling sering datang akhir-akhir ini hanya dari suami tercinta yang menanyakan, "mau titip apa?" Ketika Ia telah selesai bekerja atau, "pulang telat ya sis, mau ke bengkel." Kalau kebetulan ada masalah dengan mobil kami. Selebihnya dari orang-orang yang menganggap uangku selalu ada dan tidak akan pernah habis sampai aku punya turunan yang ke 10 (untuk ini aku aamiinkan saja sih). Iya, orang-orang yang hobi pinjam uang dengan berbagai jenis alasan dan selalu bilang, "masa suami kerja di Arab ngga ada uang?" Memang tidak ada yang salah dari kata-katanya. Masa iya benar-benar ngga punya? Tapi sudahlah, menjelaskan panjang lebar tentang cara mengelola uang di tiap masing-masing keluarga tak akan pernah ada habisnya. Sok tahunya lagi, ada saja orang yang bilang begini, "masa ngga punya uang simpen-simpenan pribadi gitu. Pasti punyalah, jadi ngga perlu nunggu dari suaminya. Pinjem dulu, nanti di ganti."
Heuh.
Lanjut aku buka aplikasi lain. Aplikasi yang sempat diejek banyak orang, bahkan aku sendiri sempat tidak mau punya aplikasi ini karena isinya memang tida...