Seiring melajunya kereta di angkasa, aku tertegun memandangi bumi berwarna cokelat kemerahan jauh di ujung sana. Meski pandangan terhalang kaca tipis helm yang menutupi wajah, tetapi planet yang konon katanya pernah berwarna biru itu tampak jelas memperlihatkan kerusakannya; tandus dan hangus.
Aku bergelantungan di ambang pintu kereta dengan tangan menggenggam pegangan besi di tepi dinding, mencoba memotret ujung kepala kendaraan bergerbong lima i...