Tuhan, Aku Ingin Protes!

Oleh: Weny Aptini

Pandanganku mengedar kesegala arah lalu berakhir pada wajah mungil yang tengah tertidur pulas. Rasa bersalah kian menghantui tatkala malam hadir dan kesunyianlah menjadi saksi butiran bening mengalir dari pelupuk mata. Apakah aku kejam atau perlahan akal sehatku memudar?

Batinku hancur berkeping-keping saat mengingat dokter rehabilitasi medik mengatakan sesuatu pahit tentang masa depan putraku. Aku terbuai dengan diagnosa yang disampaikannya dan tenggelam dalam kesedihan yang luar biasa menguras waktu dan tenaga.

Satu kalimat yang terngiang-ngiang membuat sikapku berubah menjadi tempramental, mirisnya kebencian menjalar seolah racun yang perlahan menyebar d...

Baca selengkapnya →