Tujuh Belasan di Desa Dukun

Oleh: Rafael Yanuar

Saat masih kecil, saya tinggal di desa Dukun yang sebagian besar masyarakatnya, hampir 98%, adalah dukun. Sayangnya, saya bukan salah satunya. Karena tidak punya bakat dukun, saya pun disebut Mugghal. Hanya ada sedikit Mugghal di desa ini, salah tiganya adalah teman saya, Harmoni, yang pandai dan selalu membawa buku—bertumpuk-tumpuk buku—Roni, sahabat pertama saya, dan saya sendiri, Hari. Hari Poltak. Saat tahu putera semata wayangnya bukan d...

Baca selengkapnya →