Aku masih belum puas menatap sebuah foto dalam bingkai laminating. Ada kerinduan merebak. Jarak dan waktu telah memisahkan kami. Ego sebuah janji pada diri sendiri telah memaksa tubuhku berada pada ketinggian yang membekukan tulang belulang.
Hhh, beberapa kali aku mendesah. Apa yang sedang kulakukan di sini? Bukankah lebih enak jika malam ini kau bersanding dengan anak dan suami? Tentu jika aku tidak menuntut cerai dari seorang suami yang baik seperti dia. Menikmati hidangan tawa canda yang nyaris dua tahun ini tak pernah kurasa. Mendongengkan kisah-kisah sarat makna pada buah cinta yang tampan itu.
Evrest, bocah tiga tahun yang tentu masih rindu belai kasih seorang ibu kubiarkan menggigil di sana. Apa sekarang dia sudah tidur? Apa dia akan memimpikan aku?
Ah, kucium foto itu berulang k...