Aku telentang menatap langit keemasan dengan tubuh telanjang. Rumput kering tempatku terbaring kaku dapat kurasakan dengan kedua tanganku yang ringkih. Mana kala kutatap kedua tanganku, darah kering tampak membungkus setiap permukaan kulit telapaknya. Tubuhku mati rasa. Aku nyaris tak punya tenaga untuk bergerak. Sepertinya tak hanya tanganku yang berbekas darah, tapi juga mulut dan sebagian wajahku. Gegas aku bangkit. Bersamaan dengan itu, terde...