Ia membuka matanya sebelum fajar merekah di langit kelabu, beningnya penglihatan yang ia miliki menandingi kejernihan titik-titik embun di waktu esok. Langkahnya riang, meski punggung penuh dengan beban. Senyumnya pun mekar, walaupun kesehariannya mencium aroma-aroma tak segar. Ia berjalan mengelilingi kompleks tempatnya tinggal, mendorong atau menarik gerobak, bergantian dengan belahan jiwanya yang telah menemaninya bekerja selama berpuluh-puluh tahun. Sungguh ia sangat setia dengan caranya mencari nafkah meskipun penghasilan yang didapatkannya tidak seberapa.
Engkau hari ini menenteng tas rapi, bersepat...