Serumah tidak berarti satu sama lain sudi menceritakan apa-apa secara detail. Cukup garis besarnya saja. Sebagaimana aku yang tidak memberitahu anggota keluarga soal rencana hari ini di jam 10 pagi dan di hari-hari selanjutnya. Orang rumah hanya mengetahui bahwa aku duduk dan mengetik sesuatu di punggung laptop. Mata mereka tidak mampu melihat betapa penuh kamarku sebab gelembung imaji biru terang yang makin lama makin mengembang. Itu tidak mengherankan karena paragraf yang aku hasilkan akan terus bertambah tiap waktu. Mungkin ukuran gelembung bakal setinggi bohlam. Bersentuhan dengan langit-langit kamar dua meter lebih dari lantai.
Sekarang saatnya mengucap selamat tinggal pada kamar dan dunia faktual. Dan selamat datang dunia imaji yang berkilauan dalam gelembung. Terdapat selisih perbedaan waktu tiga jam antar keduanya. Jika di dunia faktual pukul 10 pagi maka di dunia imaji pukul 1 siang. Aku membiarkan diriku terbelah yang masing-masing menempati dunia berbeda. Aku juga menamainya berbeda. Ef (faktual) dan Ai (imajinasi). Ef bertugas memonitor kegiatan Ai yang berada di dunia imaji lantas membahasakannya dalam kertas yang memanjang dalam layar.
***
01.15 siang nanti, Ai memiliki jadwal pesentasi. Ai adalah seorang mahasiswa di Universitas Ide yang Terinspirasi dari Dunia Faktual. Namanya terlalu panjang sehingga Ai dan para mahasiswa lain menyingkatnya menjadi UITDF. Lima menit sebelum masuk, Ai sudah harus...