untuk SASTRA.

Oleh: rimaberliana

Di satu ruang tamu dalam rumah yang tidak terlalu berukuran besar, hanya saja cukup untuk mereka ber 5 dijadikan tempat tinggal.

Rumah yang dari luar tampak biasa saja tetapi di dalam isinya furniture dengan desain aestetic jadi bukti nyata untuk mewakili karakter asli dari si pemilik.

Rumah ini tempat habitat makhluk-makhluk unik seperti...

Alfa "Heh! Na, lo masuk aja ke band, penggemar lo pasti membludak!"

Bara "wahh gila sih tadi, cewek cewek pada neriakin lo di cafe pas lo nyanyi." Bara menonton vidio perform mereka pas tadi mengisi acara di cafe tempat biasa mereka manggung.

Arin "Mana gue lihat bar!" Arin mendekat ke arah Bara, bara sedikit menyodorkan hp nya.

Gibran yang sedari tadi diam tidak bergeming kemudian nyeletuk "kalian tau kalo Krisna masuk band kita julukannya apa?"

Mereka serempak menoleh penasaran "apa?!"

"Si cakeup, si gemes, oppa oppa Bandung" sahut Gibran

"HAHAHAHA!!!!" mereka tertawa

"Ogah!!!!" Tolak Krisna.

Terdengar suara sandi pintu terbuka, artinya ada seseorang yang masuk.

"Putri es sudah pulang" sahut Krisna.

Perempuan itu masuk kedalam rumah, membuka dan menyimpan sepatunya terlebih dahulu di rak dekat lorong pintu masuk rumah, ia kemudian berjalan lurus ke arah ruang tamu, dengan santai dan anggun melewati mereka begitu saja yang sedang berkumpul.

"Gue sama Alfa udah belanja makanan tadi, lo bersih-bersih aja dulu, ntar gue panggil" kata Arin.

Orang itu adalah Jeje, ia orang paling introvert diantara mereka, seperti pada novelnya yang alurnya susah ditebak, penulisnya pun memiliki sifat misterius yang membuat orang penasaran.

Jeje melihat sekilas ke arah keresek yang tergeletak di atas meja sebelum ia menaiki tangga menuju ke kamarnya.

Mereka ber 5 kembali berisik masih mengoceh ngalor ngidul.

'BLUG' ia menutup pintu kamarnya, kini tidak terdengar lagi suara ocehan teman temannya ditelinga perempuan berambut pirang tebal itu, tak langsung berganti pakaian ia malah bergegas menghampiri meja kerjanya, membuka komputer dan fokus mengerjakan pekerjaan seperti biasanya.

Di ruang tamu, masih perkara band.

"Krisna, kalo lo masuk band, lu pasti terkenal!" ucap Alfa masih keukeuh membujuk Krisna.

"Bener, itu akan jadi keuntungan buat lo" timpal Bara.

"Ogah, lagian nih kalo gue masuk band, band yang terkenal karena ada guenya! Yang ada lo semua yang gue untungin!" tolak Krisna mentah - mentah.

"Bener juga" Arin ngangguk - ngangguk.

"Begini saja, biarin Jeje yang nentuin, kita tanya pendapat dia" Bara memberi solusi.

"Dia gak peduli apapun, dia cuma fokus ke karyanya" pungkas Arin.

"Cewek misterius!" ucap Bara memicingkan matanya, bak sedang berdrama.

30 menit berlalu.

"JE TURUN" teriak Arin dari bawah.

Mereka menyantap makanan bersama, "Je gimana tadi bedah bukunya?" tanya Alfa membuka obrolan.

"Yah seperti biasa" ucap Jeje.

"Gue heran, lu gak pernah jatuh cinta, tapi novel romance lu selalu laku" ucap Arin memandangnya penasaran.

"Yang lebih herannya lagi novel dia semuanya realistis, kayak kisah nyata, padahal lo kan belum pernah ngalamin itu semua" Arin meneruskan.

"Lu pesugihan karya ya! Makanya selalu best seller terus!" celoteh Bara.

Plakk!!! Krisna memukul kepala Bara.

"HEIII!! Sakit bangsat!" Bara meringis kesakitan.

"Lu tiap hari tinggal disini emg lo pernah liat BABI disini?!" Kata Krisna, ia menekankan intonasinya pada kata BABI sehingga terdengar jenaka.

"Kalo Jeje miara babi ngapain dia capek capek bikin karya, udah aja babinya yang suruh buka warung!" timpal Gibran.

"Sorry sorry je" Ucap Bara.

"Semua itu tentang imajinasi!" Krisna si paling menemukan titik terang.

"Gue beli rumah ini, karena salah satu impian gue ingin ngedekorasi isinya sesuai selera gue, ini rumah Korean vintage style, kenapa jadi sarang badut kayak gini!" Jeje tidak tahan melihat isi rumahnya yang jauh dari dream housenya.

"Wah parah!! Lu semua membunuh keidealismean Jeje!" ucap Krisna, merasa benar.

"Halah gue tau lo gak seperfeksionis itu" ucap Bara pada Jeje.

Jeje adalah pemilik resmi dari rumah ini, mereka tinggal disini sudah pasti atas seizin Jeje, oleh karena diantara mereka Jeje-lah yang pertama mencapai kesuksesan, sehingga ia berhasil membeli huniannya sendiri. Mereka ber5 kecuali Krisna, adalah teman dekat sejak SMA sudah pasti akan saling tolong menolong.

"Besok, lo jadi berangkat liburan ke Pulau Peju Je?" tanya Arin.

Jeje mengangguk sambil menatap layar laptopnya. "Jadi"

"Bagus, penulis butuh tempat tenang biar dapat inspirasi" ucap Gibran

"Iya karena disini ada lo pada! jadi Jeje gak bisa fokus!" celetuk Krisna, yang disa...

Baca selengkapnya →