ENTAH sejak kapan, perempuan paruh baya itu selalu menghabiskan waktunya di ambang senja. Duduk di balik jendela ruangan depan lantai ke tiga rumah yang baru dibangun tiga bulan silam oleh Bram menantunya. Si pemilik pabrik tekstil dekat hulu sungai yang mengalir tak jauh dari rumah itu.
Perempuan paruh baya yang dipanggil Uti Putri oleh Vico dan Nico cucunya itu sesekali mengarahkan pandangnya ke luar. Menyaksikan sungai anyir kecoklatan yang mengalir tersendat-sendat dari balik jendela terbuka. Sungai yang membawa sampah bercampur limbah. Sungai yang selalu meluapkan ban...