Villa Arya Tri Sukmo

Oleh: Azizah Noor Qolam

Alin menutup mulutnya dengan telapak tangan sebelah kanan. Sudah hampir lima kali, ia menguap. Mata kuliah Anatomi Tubuh kali ini, benar-benar membuatnya ngantuk berat. Padahal, mata kuliah ini, salah satu mata kuliah favoritnya. Hanya saja, dosen yang biasa mengajar tidak bisa hadir karena ada kepentingan mendesak. Sehingga digantikan oleh asistennya yang cara mengajarnya kaku dan tanpa semangat. Beruntung, ia duduk di kursi paling belakang.

Ponsel Alin bergetar, ia membuka tas, lalu melihat, siapa yang menghubunginya? Ada satu pesan masuk dari Mama Arumi. 

[Lin, kamu bisa pulang sekarang? Ayahmu kritis. Dari tadi, ia terus menanyakanmu] 

Tanpa berpikir panjang, Alin langsung memasukkan buku dan pulpen yang ada di atas meja ke dalam tas. Kemudian, ia mengangkat tangan sambil berdiri. "Pak, maaf!" teriaknya. 

"Ada apa?" Asisten dosen itu menghentikan penjelasannya. 

Alin langsung berjalan ke depan. Tangan kanannya, memegang ponsel sebagai bukti jika Asisten dosen itu tidak percaya dengan ucapannya. "Maaf, Pak. Saya harus pulang sekarang juga. Ayah saya sedang kritis di rumah sakit dan beliau terus-terusan menanyakan saya. Ini, saya dapat kabar dari Mama." 

"Tak perlu. Saya percaya ucapanmu." Asisten dosen itu tidak menerima ponsel yang diserahkan Alin. 

"Terima kasih, Pak." Alin langsung mencium punggung tangan asisten dosen itu. Tanpa berkata apa-apa lagi, ia langsung meninggalkan ruang kuliah. 

Alin berlari mengurusi lorong. Ia tak memperdulikan berpuluh pasang mata yang menatapnya heran. Air mata tak sanggup lagi dibendungnya. Sampai di parkiran, ia ...

Baca selengkapnya →