Seminggu lagi hari pernikahanku, tapi aku bersikeras agar pernikahan diadakan secara sederhana, intim, dan cepat. Tak perlu ada perayaan. “Cukup ijab kabul,” pintaku ke ibu tentang pernikahan yang kuinginkan. Ibu tak bisa menerima ide itu, aku adalah anak satu – satunya, tak seharusnya pernikahan anak perempuan tunggalnya dirayakan hanya seperti itu, pikir ibuku.
Dia semakin murka ketika aku mengatakan ijab kabul diwakilkan oleh pihak KUA. “Kamu...