“Kau tampak serius sekali dengannya,” tegur Papa tiba-tiba dari balik punggung yang membuatku terkejut. Sepertinya, beliau mendengar kata-kata yang aku ucapkan untuk perempuan di ujung telepon yang berhasil merampas segenap akal sehatku mingu-minggu ini. Mungkin, Papa juga sudah mengamati cukup lama betapa gelisahnya aku.
Gelora api yang terpendam dalam dada ini tak bisa kusembunyikan lagi. Sebagai lelaki, pasti Papa lebih paham apa yang terjadi saat pejantan d...