Warteg Cinta

Oleh: Foggy F F

Kadangkala ia hanya termenung sambil menatap gawai di gengamannya, keningnya mengerut, tak jarang serapahnya keluar dalam bisikan. Tapi aku mendengarnya dengan jelas. 

“Peyek udang satu, sayur tahu, nasinya setengah,” ucapnya tanpa menengok ke arahku. Bahkan saat aku memberinya uang kembalian, ia masih abai akan keberadaanku.

Pukul 12.25, ia pasti sudah berdiri dengan tangan mengantongi saku, atau dilipat di dada sambil mengamati rak kaca. Sebelum menunjuk menu hari ini, ia akan memesan minuman lebih dulu. “Es teh tawar satu.” 

Setiap hari jenis makanannya berubah, aku bisa melihatnya dari tanggalan kapan ia gajian. Kadang cukup nasi putih diguyu...

Baca selengkapnya →