Ya, Namanya Juga Hidup

Oleh: Rizki Mubarok

Angin bertiup kencang dari ujung selatan pusat kota. Hamparan laut membentang mempertunjukkan lembaran biru yang menyerupai lukisan cakrawala seorang seniman. Rumah-rumah anyaman bertengger malu di kejauhan, seolah kehadirannya ingin bersembunyi di balik keramaian dunia. Burung camar beterbangan di atas taman, diiringi tawa anak-anak yang berlarian tanpa alas kaki, beban, dan luka.

Di atas sebongkah batu karang, seorang perempuan duduk terdiam men...

Baca selengkapnya →