Koridor rumah sakit pemerintah daerah itu jarang sunyi. Ada saja derap langkah tergesa-gesa, bunyi troli beroda tua berkarat yang berderit, dan bisikan-bisikan cemas; bercampur padu menjadi simfoni malam yang tak pernah usai. Di tengah suara-suara itu, Maya, seorang dokter muda PPDS Anestesi, berjalan dengan langkah yang tampak begitu ringan. Rambut pendeknya yang lembut bergoyang mengikuti irama langkahnya, senyum tipis tersungging di bibirnya...