Pukul enam pagi. Aku terbangun dengan sesak di dada yang teramat menyiksa. Sesak yang telah kubawa ke mana-mana selama beberapa tahun ini. Rasa-rasanya seperti ada tangan yang menembus dada, mencengkeram jantungku, kemudian mencerabutnya secara paksa. Kutemukan sebuah kenyataan yang membuatku tersadar. Betapa aku telah kehilangan kamu sejak begitu lama.
Aku sudah mendengar kabar itu. Tentu saja tak langsung dari mulutmu. Barangkali aku memang termasuk ke dalam daftar orang yang tak penting bagimu, orang-orang yang tak perlu tahu perihal hari bahagiamu. Atau mungkin aku termasuk orang yang berbahaya, yang bisa saja mengacaukan hari terpenting dalam hidupmu sehingga kau merahasiakan semuanya dariku. Hari ini kamu akan menikah buk...